:)

oleh: Galang Swatantra Ekajati

ya gusti..sampeyan kan senang sekali mengampuni...ampuni aku ya...sering sekali aku tidak menging-ingat kamu ...la gimana lagi, lawong buat mempertahankan untuk tetap hidup saja susah sekali, untuk bertahan kan ndak cukup cuma ingetin kamu terus saja, aku harus ngayuh becak, mencangkul sawah, atau menjaring ikan di lautan untuk makan istri dan anakku...apalagi menyekolahkannya supaya lebih pandai mengingatmu..kayuhan becakku harus lebih kuat, ayunan cangkulku mesti lebih dalam, dan perahuku tak boleh bocor bocor.

ya gusti...sampeyan kan paling bisa memahami...jadi tak perlu kuminta lagilah pengertian itu, ya...jika aku sering tidak menyapamu di pagi siang sore dan malam hari, itu bukan berarti aku melupakanmu...karena aku yakin kau pahami segala sesuatu, maka ku pikir kau tak terlalu sering ku sebut sebut tak mengapalah toh engkau bisa mengerti..tapi perut anakku yang lapar kan susah berkompromi?! genthong di dapurku kan perlu diisi?! hutang hutang kepada tetangga kan harus kembali?!

ya gusti...sampeyan kan suka memberi...jadi berilah tenaga untuk mengayuh becak besok pagi, mencangkul sawah esok hari, serta linu-linu di tangan dan kaki ini mbok ya sedikit dikurangi...oiya pas aku mencari ikan di lautmu, mbok ya gelombangnya kau suruh tidak tinggi tinggi...

gusti...sudah dulu ya, aku mau tidur...aku ngantuk sekali...

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

PUCUNG: (Cuplikan Serat Wedhatama)

Doa Faraj Nabi Khidir AS

Sayyid As Syaikh ‘Abdul Khaliq al-Ghujdawani