to be or not to be, to be do be do dam dam

by: Galang Swatantra Ekajati


Kapan hari seorang saudara dari jenis mu mereka reka alasanku mengapa aku tak mau sujud pada nenek moyangmu kala itu. Dalam kebingungannya dia menulis: Drama ketidaksudian iblis sujud kepada manusia serta pengangkatan manusia sebagai khalifah di bumi mungkin memang perlu dijadikan bahan refleksi bagi mu. Dua simpulan yang bisa saja kuambil tempo hari kenapa iblis tak mau sujud pada manusia, yakni pertama, iblis menganggap diri lebih tinggi derajatnya dari pada manusia, dengan kata lain iblis memakai jubah kesombongan Tuhan pada ke-diri-annya. Dan yang kedua, dengan analisis yang obyektif dan adil, iblis menyimpulkan manusia tak pantas menyandang jabatan khalifah di muka bumi. Jangankan menjadi rahmatan lil alamin, menjadi rahmat atas dirinya sendiri saja tak mampu. Bagaimana mampu memimpin yang lain sementara memimpin dirinya sendiri saja tak becus becus.



Kemudian diterimanya jabatan khalifah oleh manusia pun bisa saja ku ambil kesimpulan. Yang pertama, karena manusia benar-benar ta’at kepada tuhan sehingga ‘pantang tolak tugas’ dari tuhan yang didasari dengan sikap mawas diri yang tinggi serta ketahu-dirian akan kemampuannya sendiri. Yang kedua, manusia menerima titah sebagai khalifah dari Tuhan ini karena ‘emosi’ tak terkendali sebab telah diremehkan oleh iblis atau bahkan karena keangkuhan/tamak/sok tahu manusia sebab melihat ada beberapa ‘fasilitas’ keistimewaan yang menyertai jabatan khalifah yang dititahkan Tuhan tersebut.

Ya..inilah drama mengenai eksistensimu dan aku. Dan apa yang diungkapkan saudaramu itu adalah masuk akal. Bahwa aku tak mau bersujud pada mu adalah karena memang kau tak pantas menerimanya. Menurutku, engkau dan bangsamu menerima jabatan khalifah adalah cuma karena kemarukmu akan fasilitas yang mengikutinya. Engkau dan bangsamu menerima jabatan itu justru karena engkau bodoh dan sangat jauh dari sifat tahu diri serta lebih karena keangkuhanmu yang sok tahu. Kau tahu mengapa gunung, samudera, tetumbuhan dan makhluk tuhan lainnya menolak secara halus ketika ditawari tuhan untuk mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi? Jika kau tak tahu, ku jawab sekarang, mereka tak mau menerimanya karena mereka tahu diri, bahwa mereka adalah makhluk yang sangat lemah... mereka mengakui itu... dan mereka cukupkan saja untuk selalu berdzikir kepada tuhan sajalah dari pada harus menanggung tanggungan sebagai khalifah. Karena mereka tahu bahwa mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi ini, pastilah disertai kewajiban dan tanggung jawab yang sangat berat... dan meka sadar diri untuk mengakui diri sendiri bahwa mereka lemah bahkan tak berdaya menanggungnya. Tapi engkau? hahaha...

Kalau saudara mu yang bingung itu menulis bahwa aku tak mau bersujud pada mu karena aku sombong menganggap api lebih tinggi derajatnya dari tanah...itu ada benarnya...dan itu lebih karena sampai hari ini engkau dan bangsamu tak membuktikan apa apa dengan kekhalifahanmu...dan kalo aku sedikit sombong hari ini adalah ku pikir wajar... ini lebih seperti prediksi ku akan ketidakmampuanmu menjadi pemimpin di muka bumi terbukti sampai hari ini adalah benar...hahaha

Dan sebenarnya kalau kau mau sedikit berfikir,aku ingin bertanya padamu, "Ibarat perusahaan, berapa saham yang kau miliki atas dirimu sendiri?". "Apakah kamu yang mengatur denyut jantung tetap berdenyut sementara kamu tertidur lelap? Apakah engkau sendiri yang membuat rambut alis berhenti tumbuh pada panjang tertentu? apakah kau yang menyuruh molekul molekul gigimu mengeras dan berhenti pada pertumbuhan tertentu?". dan lihatlah dirimu sampai hari ini kau masih merasa makhluk paling sempurna di muka bumi. kau masih merasa menjadi wakil tuhan di bumi dan kau dengan gampang mengkafir kafirkan saudaramu sendiri atas nama Nya. Menyalah nyalah kan saudaramu padahal kau lah yang bersalah. Kau masih saja merasa yang paling benar. Kau tetap saja menindas saudara saudaramu sendiri yang lemah. Dan kau masih saja mengeksploitasi alam karena kaulah yang berhak atas mereka karena mereka dicipta tak lain hanya untuk memenuhi kebutuhanmu. Kulakukan apa saja untuk mengukukuhkan posisimu sebagai khalifah. hahaha

Dan lihatlah segala yang kau ciptakan justru menghancurkan semesta. Aku senang kau sampai hari ini masih ndak mau mikir. Karena pekerjaanku menjadi lebih ringan. Tak perlu lagi membujuk dan merayu mu untuk masuk neraka bersamaku. Haha karena segala yang kau ciptakan sudah cukup menjadi mesin bujuk rayu yang ampuh hingga kau lupa dan terasing akan kemanusiaan mu sendiri.

Terima kasih wahai manusia, terima kasih kepadamu khalifah fil ardh, karena telah meringankan pekerjaan ku... dan kini aku pun bisa ongkang-ongkang kaki dan bernyanyi to be or not to be, to be do be do dam dam...

***

Comments

Popular posts from this blog

PUCUNG: (Cuplikan Serat Wedhatama)

Doa Faraj Nabi Khidir AS

Sayyid As Syaikh ‘Abdul Khaliq al-Ghujdawani