Posts

Showing posts from September, 2009

Astaghfirulloh -Cak Nun-

Image
Astaghfirulloh robbal baroyya astaghfirulloh minal khothoyya Astaghfirulloh robbal baroyya astaghfirulloh minal khothoyya Ya Alloh gusti nyuwun pangaksami sampun dangu kawulo ninggalke agami Infaq, shodaqoh lan kitab suci nyuwun tuntunan ilahi robbi Astaghfirulloh robbal baroyya astaghfirulloh minal khothoyya Astaghfirulloh robbal baroyya astaghfirulloh minal khothoyya Ya Alloh gusti kang ndamel jagad kathah bilai kawulo sambat Punopo coba punopo laknat istighotsahan maos sholawat Astaghfirulloh robbal baroyya astaghfirulloh minal khothoyya Astaghfirulloh robbal baroyya astaghfirulloh minal khothoyya Ya Alloh gusti kang maha tartil paringono iman jujur lan adil Negara aman songko wong jahil agama adoh akale kancil Astaghfirulloh robbal baroyya astaghfirulloh minal khothoyya Astaghfirulloh robbal baroyya astaghfirulloh minal khothoyya Urip ramadhan posone suwung silaturahmi tanpo disambung Kapan dwi warno nunggal ing jantung getih daging ngabdi ora suwung Astaghfirulloh robbal baroyya a

“Kau Ini Bagaimana Atawa Aku Harus Bagaimana” -Gus Mus-

Image
[ Versi Audio Video Puisi ini ] Kau ini bagaimana? kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir aku harus bagaimana? kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai kau ini bagaimana? kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aq plin plan aku harus bagaimana? aku kau suruh maju, aku mau maju kau serimpung kakiku kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku kau ini bagaimana? kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya aku harus bagaimana? aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain kau ini bagaimana? kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat kau bilang

aku tak bisa lagi menyanyi -Gus Mus-

Image
Aku tak bisa lagi menyanyi bagiku tak ada lagi lirik dan musik yang menarik untuk ku nyanyikan bersamamu ataupun sendiri burung-burung terlalu berisik mendendangkan apa saja setelah mereka merdeka membuatku tak dapat lagi mengenali suaramu atau suaraku sendiri taman tempat kita istirahat becek darah yang seharusnya tak tumpah jalan-jalan tempat kita mendekatkan hati tertutup dihadang geram dan amarah malam malam tempat kita menyembunyikan cinta dionarkan kobaran kebencian daging daging yang selama ini kita manjakan pun ikut terpanggang api dendam udara di sekitar kita meruapkan bau terlalu anyir dan lalat lalat berpesta dimana mana bagaimana aku bisa menyanyi aku tak mampu meski menyanyikan lagu duka aku tak bisa mengadukan duka pada duka mengeluhkan luka pada luka senar gitarku putus dan aku tak yakin mampu menyambungnya lagi dan langit pun seolah sudah muak dengan lagu lagu bumi yang sumbang maaf sayang aku tak bisa lagi menyanyi bersamu ataupun sendiri entah, jika nabi daud datang m

Sujud -Gus Mus-

Bagaimana kau hendak bersujud pasrah sedang wajahmu yang bersih sumringah keningmu yang mulia dan indah begitu pongah minta sajadah agar tak menyentuh tanah. Apakah kau melihatnya seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu dengan congkak, tanah hanya patut diinjak, tempat kencing dan berak membuang ludah dan dahak atau paling jauh hanya jadi lahan pemanjaan nafsu serakah dan tamak. Apakah kau lupa bahwa tanah adalah bapak dari mana ibumu dilahirkan, tanah adalah ibu yang menyusuimu dan memberi makan tanah adalah kawan yang memelukmu dalam kesendirian dalam perjalanan panjang menuju keabadian. Singkirkan saja sajadah mahalmu ratakan keningmu, ratakan heningmu, tanahkan wajahmu, pasrahkan jiwamu, biarlah rahmat agung Allah membelai dan terbanglah kekasih

Ya Rasululloh 2 -Gus Mus-

Image
Ya Rasululloh salawat dan salam bagi paduka dari kedua mataku yang menggenang air mata dan darah terasa kulihat manik manik mutiara berkilauan di kedua mata paduka paduka pasti terluka memandang kelakuan kami paduka pasti berduka Oh rasululloh oh kekasih, ampun.. bukan kami hendak mempermalukan paduka tapi kami tak sekuat paduka dunia telah menguasai diri kami padahal paduka telah berulang kali mengingatkan kami terlalu memanjakan daging daging dan megabaikan sukma sukma kami kami terlalu sibuk membela kepentingan sendiri merebut materi sambil meneriakkan namaNya dan nama paduka maka kami pun tak bisa mendengar suara paduka yang merdu menghimbau penuh kasih sayang mengajak saling menyayang Ya rasululloh salawat dan salam bagi paduka mereka yang tak mau mendengar paduka tak percaya kebahagiaan hakiki yang paduka tunjukkan telah mengejar kebahagiaan semu mereka sendiri dan mereka harus membuktikan kekeliruan mereka dalam kepahitan azab dan penderitaan oh alangkah malang oh alangkah sayan

Pesan - Pesan perJuangan untuk adik Mahasiswa Baru

Image
oleh: Galang Swatantra Ekajati Meski ingin tapi rasanya aku tak berani mengucapkan 'selamat' untuk kalian adik-adik manisku yang baru saja dinyatakan lulus SNMPTN tahun ini. Bukan lantaran tak senang kalian diterima untuk menjadi 'mahasiswa' di perguruan tinggi negeri, tapi mungkin lebih karena ku pikir masih sangatlah panjang perjalanan yang akan kalian tempuh, jadi ku simpulkan untuk mengambil sudut pandang bahwa terlalu dini untuk mengucapkan selamat pada kalian. Adik-adikku yang manis, sungguh merupakan kebanggaan yang amat sangat dapat melihat kalian bisa mengenyam pendidikan tinggi yang bagi sebagian kawan kawan kita merupakan 'mimpi' yang tak pernah terwujud. Bisa menimba ilmu di Perguruan Tinggi Negeri adalah kesempatan yang mahal harganya. Maka janganlah kau sia siakan kesempatan ini. Seorang kawan pernah berkata, "...hakikat pendidikan adalah untuk mengenali realitas diri manusia.", kemudian kawan kita itu melanjutkan, "...tapi p